Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaaatuh...
Ukhti fillah...
Saat ini kita tengah berada di zaman modern yang setiap detiknya akan ada perubahan dan inovasi-inovasi baru yang pastinya akan mempengaruh perkembangan kita, negara bahkan dunia.
Kembali ke judul postingan ane, Jilbab Syar'i NORAK? Are you sure?
to the point, segala yang kita lakukan dan kita hadapi di dunia ini harus kita yakinkan kembali dan luruskan niat kita LILLAHI'TALA (hanya untuk Allah Subhanahuwata'ala semata). Hal ini dipertegas Allah dalam firmanNya:
"Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz Dzariyat: 56).
Asal dari ibadah adalah merendahkan diri di hadapan yang disembah. Dan ibadah merupakan amalan yang disyariatkan oleh Allah. Definisi yang terbaik dari ibadah disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Al-Ubudiyah, “Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah dari perkataan dan perbuatan baik yang bersifat dhahir ataupun yang batin.”
Back to the Topic!
Jilbab syar'i jelas merupakan perintah Allah, dan ketika kita menaati perintah Allah makan kita akan semakin dicinta. Kita tidak bisa menyalahkan zaman, yang semakin canggih dan semakin maju. Begitu pula dengan tren jilbab saat ini yang katanya tren tapi jelas menyimpang dari syari'at Islam yang diperintahkan Allah Subhanahuwata'ala, na'udzubillah min dzalik Robb.
Konspirasi dan manipulasi 'mereka' dalam dunia peradaban Islam semakin menjadi, dari zaman Jahiliyah para budak perempuan di larang mengenakan jilbab, namun berka usaha Rasulullah Salallahualaihi wassalam yang telah membawa kita dan salah satunya dalah perempuan untuk lebih dimuliakan dengan melalui pengenaan jilbab untuk melindungi perempuan dari gangguan baik fisik maupun mental.
"Jilbab syar'i" memang terdengar cukup berat dipahami bagi orang awam. Sudah memakai jilbab saja, rasanya Alhamdulillah! Tapi mengappa kita tidak ingin mencaritahu sesuatu yang memang syariat dan baik untuk diri kita? Jangan menjadi orang yang tidak tahu karena tidak iingin mencaritahu!
Tren jilbab yang berangsur semakin miris, dari jilbab gaul-jilbab tren saat ini julukannya "jilbab payung" yah! Itu julukan dari ane pribadi. Seperti payung, tiangnya (leher perempuan) terlihat namun tutup payungnya (jilbab payungnya menutup kepala) hanya ketika dibutuhkan.
“Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada-dada mereka” [QS an-Nur : 31]
Jelas! Menutup hingga ke dada-dada mereka, gimana mau nutup dada kalo leher aja terbuka???
Ukhtifillah...
Kembali kita mengulas Q.S al Ahzab :50, yang berisi:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” [QS. Al-Ahzab : 59]
Pahamilah lagi makna 'mengulurkan', sesuatu yang diulur (jatuh kebawah). Sedangkan kita lihat zaman sekarang, jilbab tren memang diulur, tapi diulur keatas! Na'udzubillah min dzalik!
Secara logis memang sudah mengingkari realitas bahkan mengingkari perintah Allah Subhanahu wata'ala.
Ukhtifillah..
Mungkin jilbab syar'i dipandangan antunna adalah jilbab panjaaaaaang, lebaaar dan terkesan norak dan kolot. Tapi mari kita renungkan, apakah kita mau dimakan nafsu duniawi yang akhirnya hanya akan merugikan kita? Perempuan adalah makhluk mulia yang Allah Subhanahu wata'ala ciptakan. "Mana mungkin lahir bayangan yang lurus dan elok jika datangnya dari kayu yang bengkok", mana mungkin lahirnya generasi yang baik jika lahir dari Ibu yang menyimpang dari aturan Allah Subhanahu wata'ala? Wallahu'alam bissowab.
Sebagai saudara sesama muslim, ane ingin mengingatkan kembali ciri JILBAB SYAR'I yang diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala dan telah dijabarkan oleh para ulama:
1. Menutup dan melindungi tubuh selain yang dikecualikan. “Hai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah sampai ke tanda kedewasaan (haidh), tidak boleh terlihat bagian tubuh kecuali ini dan ini- beliau mengisyaratkan muka dan telapak tangannya.” (HR Abu Dawud, Al Albani menghasankannya)
2. Bukan tabarruj “…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah zaman dahulu…” (Al-Ahzab 33). Menor, berlebihan, boros, artificial dan fisis semata.
Itulah yang nggak diinginkan Allah melekat pada diri hambaNya yang diridhaiNya dari kalangan wanita mukminat. Allah pengennya agar kita cantik, mulia dan mempesona dengan dandanan iman. Cantik karena akhlaknya. Mulia karena ia bukan pameran berjalan yang dipelototi dan diamati (…semua mata tertuju padamu…) dan mempesona karena setia langkahnya adalah pahala. Faktanya, semakin tabal make up seseorang pasti semakin tipis aktivitasnya.
Misalnya make bedak tebel di muka, gimana ia berwudhu tiapa mau shalat? Emang kuat nahan hadasts dari subuh ampe maghrib? Syusyah kan , dikit-dikit di hapus, bentar-bentar dirias, cuapppeee dechhh…!!!!
3. Kainnya tebal “Akan muncul di akhir umatku, wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang. Dia atas kepala mereka terdapat sesuatu penaka punuk unta.
Mereka tidak akan memasuki syurga. Padahal bau syurga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.” (HR Muslim No: 2128). Yang dimaksud berpakaian tapi telanjang adalah wanita-wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, belum menutup and menyembunyikan tubuh yang sebenarnya.
4. Kainnya longgar, nggak sempit dan nggak jatuh Emang nya nggak malu dikatain “Neng, baju adek nya kok dipake?” hehehe… neng, tampaknya bentuk tubuh kita lebih memudahkan syetan mengambil pandangan laki-laki. Usman ibn Zaid menceritakan sesuatu nih… "Rasulullah memberiku pakaian Qibthiyah (pakaian gaya mesir) yang tebal hadiah dari Dihyah Al Kalbiy. Pakaian ini aku kenakan pada isteriku. Maka suatu ketika beliau, Rasulullah bersabda: Mengapa engkau tak pernah memakai baju mesir itu? Aku pun menjawab “Baju itu saya pakaikan pada isteri saya. Dan beliau pun bersabda: Perintahkanlah isterimu agar mengenakan baju lain di bagian dalamnya. Aku khawatir pakaian mesir itu masih menggambarkan bentuk tulangnya.”
5. Nggak diberi wangi haruman “Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka ia adalah pezina…” (HR Abu Dawud dan at Tirmidzi)
Ati-ati ye, ni bukan soal burket apa nggak. Ada kemaslahatan yang mau diberikan Allah pada setiap mehluknya. Gimana kalo bepergian keluar terus wanginya dicium sama lelaki yang hatinya berpenyakit? Bahaya n ngundang bahaya kan? Dan nggak perlu di jabarin lagi kan bahayanya apa?
6. Nggak menyerupai pakaian laki-laki “Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ali Hakim, dan Ibnu Majah”)
Para Ulama sepakat bahwa celana nyang merupakan imporan dari barat tidak boleh dipakai oleh wanita mukminat jika keluar rumah, kecuali celana itu dipakai di dalam rumah dan sebagai celana dalaman rok atau gamis...hal ini disebabkan celana menyerupai kaum pria, begitupun kerudungan yang mirip penutup/sorban kaum pria, pokoknye Islam gak suka dech ama laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.
7. Nggak menyerupai pakaian orang-orang kafir. “…Barangsiapa menyerupai statu kaum maka ia adalah bagian dari mereka…” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Kenapa kita harus beda penampilan sama orang kafir? Ya kalo identik nggak ada bedanya dong. Seperti halnya Rasulullah melarang kaum pria memelihara kumis dan memerintahkan berjenggot, sehingga tidak menyerupai kaum kafir. Istilah kerennya Tasyabuh (menyerupai) ! Ehmmm….
Terus menyerupai kaum kafir itu kayak apa? Berjilbab lengkap jangan serupa dengan suster-suster di telenovela amreika latin, itu yang ada di film dulce maria, tau kan? hehe Potongannya juga jangan seperti pakaian biksu wanita atau mirip kain sari penganut hindu di India.Tapi kalo warna sih bukan kemutlakan orang kafir.
Al Hafizh Ibnu Abi Syaibah menyebutkan beberapa riwayat warna-warni pakaian isteri-isteri Rasulullah: “Dari Ibnu Mulaikah, dia berkata, saya pernah melihat Ummu Salamah yang mengenakan pakaian panjang berwarna kuning.” “Dari Ibrahim An Nakha’i, saat dia mengunjungi isteri-isteri Rasulullah bersama Alqamah dan Al Aswad, dia melihat mereka mengenakan pakaian-pakaian panjang berwarna merah.” “Dari Da’id ibn Jubair bahwasanya ia pernah melihat sebagian dari isteri-isteri Nabi berthawaf di Masjidil Haram dengan mengenakan pakaian berwarna kuning.”
8. Nggak merupakan libasusyi syuhrah. Libasusyi syuhrah artinya pakain ketenaran atau popularitas. Bisa berwujud pakaian yang Sangay mencolok bagusnya agar bisa dikagumi atau diomongin orang atau pakaian yang Sangay mencolok jeleknya agar dikenal sebagai orang yang zuhud. Dua-duanya buruk dimata Allah “Barang siapa memakai pakaian untuk mencari popularitas di dunia, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan pada dirinya pada hari kiamata, kemudian membakarnya di neraka.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah). So, yang wajar-wajar ja deh, Allah juga nggak suka loh sama wanita yang suka mencari perhatian dengan wewangian dan bunyi-bunyian…
Itulah beberapa ciri JILBAB SYAR'I dan penjabarannya. Ane gak ada maksud mengintimidasi saudariku muslimah untuk takut dengan postingan ane, tapi takutlah pada Allah Subhanahu wata'ala. Panasnya dunia, tidak bisa disamakan dengan panasnya neraka kelak saudariku. Ane juga bukan insan sempurna yang dijamin masuk surga, gak ada sedikitpun jaminan untuk ane masuk surga, tapi ane ingin ketika kelak di akhirat Allah membagikan amalan kita dan menyatakan kiita masuk ke JannahNya, kita dipertemukan kembali disana, amiin.
Lindungi diri kita, ingatlah!
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu mengubah apa yang ada di dalam diri-diri mereka…” (Ar-Ra’d 11).
Akhiru, ane mohon maaf apabila ada pihak/rekan2 yang tersinggung dengan postingan ane. Postingan ini ane dapat dari ide, ide dari otak, otak ane dari Allah. Ane hanya menyampaikan apa yang Allah kehendak!
By:
Insan yang masih khilav dan alpa, namun selalu mencoba untuk berubah menjadi lebih baik!
Salam Ukhuwah! ^^