Sambungan [Part One ADK] Aku dan Dakwah;
Ini Ceritaku, Mana Ceritamu? Kupilih Jalan yang Berbeda dalam Dakwah
Bunda adalah sosok ibu yang luar biasa, kecerdasannya dan pengetahuannya serta kepekaannya terhadap kondisi anaknya sangat kuat. Sehingga Aku tak pernah segan untuk bercerita semua hal pada Bunda.
“Ya dak apo2 dek, beda itu kan indah asal jangan sampai beda yang menyesatkan aqidah”. jawab Bunda dengan bijaknya.
“Iya bun, bunda tahukan adek sekarang ikut organisasi dakwah kampus? Beda sama organisasi bunda, yanda dan Abang. Dak apo kan bun?” tanyaku polos.
“Ya, pokoknya bunda setuju adek ikut organisasi Dakwah. ADK ya namanya? Selama tetap satu tujuan dan satu visi dalam koridor Islam yang benar, kenapa tidak?” jawab Bunda.
Subhanallah, jawaban Bunda membuatku lega. Bunda tidak mempermasalahkan gerakkan yang berbeda yang Aku jalani. Pemikiran Bunda memang tidak jauh berbeda dengan apa yang kupikirkan dan yang kuniatkan selama Aku ikut jama’ah ini, yaitu: mencari dan terus mencari ilmu (ilmu luas maknanya, bukan hanya akademik) yang tetap sesuai dalam koridor Islam (baca: Al Qur’an dan Sunnah) dan selalu melakukan yang terbaik serta mengajak orang untuk baik pula. Bersyukur, ada Bunda yang mengamini pilihanku masuk ke barisan ini (Subhanallah, jadikan rabitoh pengikatnya).
Berbeda lagi dengan Yanda. Yanda yang juga aktivis dan kader dalam sebuah partai politik Islam awalnya tidak setuju dengan pergerakkan yang kupilih. Memang tidak dapat dipungkiri, jama’ah yang kujalani ini memiliki ikatan erat dengan sebuah Partai Politik di Indonesia yang berbeda dengan partai yang mayoritas dipilih keluarga besarku. Kusadari, Aku sudah dewasa dan sudah mampu memilah mana yang nyaman dan cocok dengan pemikiranku. Kurasa, dunia ini tidak akan pernah lepas dari pengaruh politik. Begitu juga dengan jalan dakwah ini, namun jujur...Aku mengikuti jalan dakwah ini bukan karena pengaruhnya dengan partai politik yang bersangkutan. Tapi, murni Aku mengikuti jama’ah ini karena sistemnya dalam membentuk kader-kader Islam yang kuat jasmani dan rohani rapi dan terstruktur (menurutku). Istiqomah dan kekonsistenanku mengikuti jama’ah ini karena Aku merasa Aku memerlukan wadah dakwah ini.
Kekagumanku dengan kader-kader ADK yang juga adalah politisi dalam sebuah Parpol hanya sebatas kekaguman dengan sudut pandang mereka dalam mensyiarkan ajaran-ajaran Islam dengan sistem yang rapi dan bertarget. Suatu hari, Aku tegaskan pada Yanda :
“Yan, adek ikut jama’ah ini bukan karena pengaruh partai atau apapun itu. Tapi murni, adek pengen jadi kader dakwah Allah melalui jama’ah ini, bukan kader partai atau lembaga lain. Mungkin takdir Allah adek berdakwah melalui jalan ini. Dalam Al Qur’an surat Muhammad ayat 7 juga jelas yan, ‘Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya’. Nah, kita punya cara masing-masing untuk menolong agama Allah, untuk berdakwah dalam Islam. Dan mensyiarkan Islam ”.
Jawabanku yang singkat dan jelas menutup debat panjang selama 1 jam lebih dengan Yanda tentang perbedaan gerakan yang kami jalani. Alhamdulillah, sejak saat itu Yanda menghargai jalan dakwah yang kupilih. Bahkan kami selalu saling mengingatkan dan saling diskusi tentang cara pergerakkan yang kami geluti dalam mensyiarkan Islam yang haq. Subhanallah, Maha Suci Mu Robb. Perbedaan ini tidak membuat keluargaku terpecah, malah membuat keunikan tersendiri. Tetap dalam satu tujuan, menggapai Ridho Illahi Robbi meskipun dengan cara yang sedikit berbeda.
Kembali pada kata mutiara di awal paragraf narasi ini,
“Tidak penting kamu suka atau tidak, yang penting Allah redha atau tidak”.
Meskipun ada beberapa orang yang tidak suka dengan jalan dakwah yang Aku pilih sekalipun itu keluargaku, yang kupentingkan ialah keridhoan Allah SWT. Selama Aku tidak menentang dan mendurhakai orangtua dan selama jalan dakwah ini tetap lurus sesuai dengan koridor Islam dan ajaran Rasulullah, kenapa tidak? Aku dan Dakwah; ini ceritaku, mana ceritamu? ^___^
Jazakallah khairan katsiir.
*Mohon maaf jika dalam penulisan paragraf narasi ini ada pihak yang tersinggung, penulis hanya berniat membagi ceritanya. Namanya juga cerita, sesuai dengan temanya “Aku dan Dakwah; ini ceritaku, mana ceritamu?”. Semangat dakwah!!! ALLAHUAKBAR!
Alhamdulillahi robbil aalamiin
Indralaya, 14 April 2012
Mulai pukul 22:20 WIB
Selesai pukul 00:33 WIB